Terowongan Menuju Jamarat Penuh Sesat, Tanggal 10 Dzulhijjah.
Setelah aku dan rombangan
meninggal musdalifah jam 03 dini hari, maka sampailah aku di tenda Perkemahan di Mina yang telah dtentukan. selesai shalat subuh, aku bersama rombongan
bersiap untuk melalukan perjalan menuju jamarat. Sebenarnya jadwal untuk melakukan pelemparan
bagi jamaah haji indonesia sudah ditentukan, dan dihimbau untuk tidak melempar
pada saat-saat padatnya jamarat, sehingga perlu memilih waktu-waktu yang agak
luang.
Namun rombongan kami kurang
memahami sehingga pada saat itu tetap berangkat. Dalam perjalanan terlihat begitu padatnya
jalanan dipenuhi lautan manusia dari jamaah berbagai negara.
Kami berjalan pelan karena
padatnya jalan, bahkan jarak menuju mulut terowongaan hanya sekitar 100 meter,
saya beserta rombongan menempu hampir 1 jam.
Ketika jarak 50 meter dari mulut terowongan, tiba-tiba terdengar suara
dari pengeras suara dengan memakai bahasa indonesia. Aku masih ingat
himbauannya yaitu. Para jamaah haji dari indonesia, di himbau untuk tidak
melanjutkan perjalanan masuk terowongan, karena beberapa ratus meter
kedepan terongan penuh sesat, berdiamlah
diri dulu ditempat, sampai beberapa menit, hal ini dilakukan berulang-ulang.
Aku perhatikan dan ternyata petugas haji
Indonesia di Posko Mina, memberitahu jamaah melalui pengeras suara, agar
tidak memasuki terowongan menuju Jamarat ,karena bukan jadwalnya Indonesia dan
suasana didalam terorongan, sudah sangat padat. Dalam hatiku berkata, aku salut
pemeritah indonesia yang bekerja keras memberikan informasi-informasi penting
demi keselamatan jamaah haji indonesia. Namun hibauan tersebut banyak juga
jamaah haji indonesia yang nekad untuk melanjutkan perjalannannya
Hanya, dengan melalui
terowongan itu, jemaah akan menempuh jarak yang lebih jauh, yakni mencapai 3
kilometer. Dan kalau diperhatikan terlihat bahwa,
1.
Jalan untuk menuju ke Jamarat, dibuat dua
jalur yang terpisah. Jadi jalan pergi ke jamarat dan jalan pulang dari jamarat
dengan terowongan yang berbeda.
2.
Didalam terowongan disediakan fasilitas
eskalator. Jadi untuk yang manula atau sakit, bisa menggunakan fasilitas
ini, tidak perlu capek berjalan kaki,Karena eskalatornya
dmulai mulut terowongan sampai ke ujungnya.
Paling jalan beberapa puluh meter saja sebelum ke terowongan eskalator
selanjutnya.
4.
Disepanjang terowongan dan tempat melempar
jamarat h itu banyak laskar yang mengatur dan menjaga keamanan.
Di dalam terowongan,
mayoritas jamaah berasal dari ,Asia selatan seperti India, Bangladesh, dan
Pakistan, ditambah jamaah haji dari Turki.
Banyak juga jamaah haji dari
Indonesia. Semua dengan Tujuan yang sama yaitu, melempar Jamrah Aqabah sebanyak
7 kali lontaran, kemudian memotong rambut atau bercukur, yang disebut dengan
Tahallul awal. untuk selanjutnya dapat
melepaskan pakaian ihramnya, saat sampai di tenda perkemahan
0 comments:
Post a Comment